SKETSAKU – Jakarta. Banyak orang yang menyebutkan bahwa akan ada
banyak gejolak yang menyambangi tahun 2013 lalu, dari dunia
entertainment hingga ekonomi dan bahkan tak sedikit yang ikut mewarnai
panggung politik di Indonesia. Namun, tidak ada yang bisa menyurutkan
Pena Hitam untuk terus berkarya “gila-gilaan” sepanjang tahun 2013.
Bahkan boleh dibilang mereka telah sukses menelurkan tiga edisi Fanzine
secara independen.
Di akhir tahun 2013, Pena Hitam mengadakan sebuah workshop grafis yang mengangkat teknik mencukil di atas hardboard. Workshop yang digawangi oleh Abe sebagai trainer
tersebut mengambil tempat di Tokove café di daerah Kemang, Jakarta
Selatan. Walaupun hujan sempat mengguyur ibukota, namun hal itu sama
sekali tidak menyurutkan tekad para peserta untuk tetap datang ke acara
tersebut.
Sore
itu, Abe menjelaskan beberapa tahapan mencukil kepada para peserta
workshop. Dimulai dari pengenalan alat dan bahan yang akan digunakan
terlebih dahulu seperti papan hardboard, carving, roll grafis, kaca bekas, kertas dan totebag, pensil, tinta offset, kape, dan bensin/minyak tanah.
Mencukil
merupakan salah satu teknik dalam membuat seni grafis. Pada tahun 1948,
Mochtar Apin bersama temannya Baharuddin Marasuta memperkenalkan teknik
tersebut menggunakan media pahatan lino / karet hitam. Waktu itu, karya
yang dihasilkan lebih banyak menggambarkan mengenai situasi perjuangan
bangsa Indonesia dan kondisi politik yang sedang terjadi.
Selain workshop, PenaHitam juga mengadakan barter karya, dimana siapapun bebas bertukar artprints dengan sesama artis lainnya. Karya-karya yang sempat “mejeng”
di fanzine mereka pun turut menghiasi dinding-dinding Tokove.
Menakjubkan sekali bisa menikmati karya-karya indah penuh makna hari
itu.
Didi Suryawan atau yang lebih populer dipanggil Painsugar
memang punya tujuan untuk mengumpulkan karya-karya yang tidak hanya
punya nilai estetika tinggi namun juga sarat akan makna. Baginya, sebuah
karya haruslah memiliki sebuah arti yang mendalam sehingga tidak hanya
dijadikan sebagai sebuah pajangan saja melainkan media yang bisa
mengubah pandangan seseorang dalam melihat dunia ini. Fantastis!
Satu
hal lagi yang menarik di pameran Sabtu itu (30/12) adalah gambar
bareng. Para peserta diajak untuk bersama-sama mengisi media kertas
berukuran A2 dengan gambar sebebas-bebasnya. Namanya juga PenaHitam,
maka gambar yang dihasilkan ternyata juga erat dengan “kengerian” yang khas.
Salah seorang peserta yang hadir malam itu membuka suaranya—ketika dimintai opini tentang acara tersebut—dengan kata Amazing.
Em Iqbal menjelaskan bahwa dari workshop yang diadakan PenaHitam
tersebut, dia mendapatkan ilmu menarik tentang bagaimana cara mencukil
hingga mencetak desain di atas totebag.
“Hari ini gue bisa dapat
pengetahuan mencukil yang lebih dalam lagi, ya walaupun gue udah tau
dasar-dasarnya dari buku atau sosmed sih. Tapi sekarang nguliknya sampai
dalam. Dan gue seneng bisa ketemu sama teman-teman yang hobinya sejalan
sama gue. Gue juga bisa lihat karya-karya yang ajib banget. Seru! Dan
gue berharap ke depannya PenaHitam bisa adain acara kaya gini terus.”,
terangnya.
Tidak hanya para pengunjung yang dibuat senang akan acara tersebut namun hal serupa juga dialami oleh Painsugar sendiri, sang dedengkot PenaHitam. Dari air mukanya terlihat jelas bahwa dia juga mengalami sensasi kegembiraan yang tak tergantikan.
“Jujur banget, setelah beberapa kali aku ke Jakarta, acara ini adalah yang benar-benar memorable.
Aku—pribadi—gak pernah ngerasain buat acara yang sangat menarik seperti
ini. Kita bisa bebas berkarya, bebas berekspresi. Dan saya paling suka
karena ada musiknya yang bagus banget. Harapan aku ke depan bisa ajak
teman-teman dari daerah manapun untuk bisa berkarya bareng dan buat
acara-acara seperti ini. Saya juga berterima kasih kepada Sketsaku yang
turut menginspirasi teman-teman PenaHitam. Semoga kita bisa terus
bekerja sama di event selanjutnya.”
Akhirnya acara ditutup oleh
sambutan terima kasih dari Painsugar kepada banyak pihak yang telah
membantunya selama ini dan terutama yang telah mensukseskan acara
tersebut. Walaupun sudah usai, euforia yang tercipta malam itu
sepertinya tidak mau meninggalkan pikiran kita semua yang telah hadir.
Hari itu adalah malam yang sangat ekspresif. Semua bebas mengekspresikan
dirinya masing-masing, boleh dibilang ini adalah sesuatu yang “pecah banget” di penghujung tahun 2013.
Sukses selalu kawan sesuai dengan tagline yang dijunjung PenaHitam yang begitu ngehits, “Berkarya, Berteman dan Bersenang-senang.” #RESPECT
-----------------------------------------------------------------
Tulisan ini juga dapat dibaca di website Sketsaku.com
No comments:
Post a Comment